Pernah gak pada suatu titik merasa susah banget untuk bisa bahagia?
Aku pernah, pas mau masuk usia 30. Usia yang sempat bikin aku insecure.
Saat itu aku jadi sering berkontemplasi, melihat hal-hal yang sudah dilalui dan membayangkan hal apa yang akan terjadi di masa depan, mengevaluasi apa aja yang sudah kucapai dan memikirkan bagaimana prospek ke depannya.
Blog ini kalau ada post dalam kategori “LIFE” biasanya berisi tulisan yang suram dan kurang menyenangkan, tentang hidupku yang sempat berada di dalam labirin. Apa labirin itu? Lebih baik baca sendiri saja postku tentang ini. Hihi.
Suatu kata yang paling sering untuk menggambarkan depresi adalah sedih dengan lawan katanya adalah bahagia, sehingga logikanya adalah untuk menghilangkan depresi caranya adalah dengan cara bersenang-senang untuk menghilangkan sedih. Tapi menurutku kata yang paling pas untuk menggambarkan depresi adalah kehilangan vitalitas hidup. Oleh karena itu bersenang-senang bukan solusi untuk menghilangkan depresi, karena percuma dong bersenang-senang kalau kita tidak bisa merasakannya?
Satu-satunya boyband Korea yang aku update perkembangannya adalah Shinee karena masing-masing personel punya keunikan tersendiri lalu digabung jadi satu. Sehingga saat Jonghyun memutuskan untuk bunuh diri, aku termasuk yang syok.
Jonghyun ini kulihat punya dua sisi, sisi yang pertama bercandaannya savage dan kalau ketawa kayaknya lepas banget, lalu sisi yang lain super mellow dan gampang nangis. Aku tau kabar tentang dd Jong (panggilan sayang untuk Jonghyun) dari temen deket yang hobinya ngeracunin aku tentang Kpop dan adekku, ah, rasanya gak percaya banget. Gak perlu waktu lama berita itu pun terkonfirmasi tentang kebenarannya.
Setelahnya aku jadi nontonin (ulang) video dan variety show yang ada Jonghyun, saat harus tampak happy dan ceria gak ada hal yang aneh, seperti keceriaan itu benar-benar dari dalam. Tapi pas liat versi mellow-nya, hhhhm, baru kelihatan sakitnya.
Oh dear, padahal hidupnya terlihat perfect, mayoritas artis yang bunuh diri itu pas karirnya lagi kurang oke, tapi Jonghyun malah lagi puncak-puncaknya. Temen-temen dan keluarganya pun terlihat care ke Jonghyun dan Jonghyun pun care ke mereka (juga care ke fans-nya), harta gak kekurangan, tubuh juga lagi kelihatan sehat.
Di luarnya seperti itu. Di dalamnya tidak ada yang tau.
Makhluk hidup itu merupakan persatuan dari 2 hal, materi dan fungsi, jiwa dan raga. Mayoritas orang lebih fokus kepada yang terlihat, padahal yang terpenting adalah yang tidak terlihat oleh mata namun dapat dirasakan. Raga punya kebutuhan tersendiri, jiwa pun begitu. Jiwa perlu diberi makan dan perlu dilatih supaya lebih kuat. Jiwa itu seperti motor yang menggerakkan, sehingga saat jiwa lemah, bernapas pun menjadi berat.
Breath ~ Lee Hi (Lyrics by Jonghyun)
Take a deep breath Until both sides of your heart get numb Until it hurts a little Let out your breath even more Until you feel like there’s nothing left inside
It’s alright if you run out of breath No one will blame you It’s okay to make mistakes sometimes Because anyone can do so Although comforting by saying it’s alright Are just words
Someone’s breath That heavy breath How can I see through that? Though I can’t understand your breath It’s alright I’ll hold you
Even if others think your sigh Takes out energy and strength I already know That you had a day that’s hard enough
To let out even a small sigh Now don’t think of anything else Let out a deep sigh Just let it out like that
Someone’s breath That heavy breath How can I see through that? Though I can’t understand your breath It’s alright I’ll hold you You really did a good job
Hidup itu hanya ujian demi ujian dengan berbagai bentuknya. Kita butuh sadar itu dan butuh saling support kalau ada yang sedang mengalami itu. Jangan meremehkan, coba dengarkan, masalah mereka itu real.
Aku terbayang apa yang dirasakan Jonghyun dan lumayan salut bagaimana dia bisa memaksakan diri untuk bangun, untuk kerja keras (idol itu kerja kerasnya super), dengan recovery time minimal, dan privacy yang terganggu. Sayang dia akhirnya menyerah.
Setelah post yang lalu terbit, jadinya ada temen-temen yang open juga pernah mengalami depresi atau sedang mengalami depresi. Sebelumnya yang tau cerita di post itu hanya beberapa orang, baru kemarin aja aku coba tuangkan di blog karena momennya pas dan saat ini aku gak sedang dalam keadaan itu, jadi insyaa Allah bisa lebih objektif. Dari temen-temen yang kasih tau kisah itu, sebagiannya jadi cerita apa yang dia rasain dan nanya-nanya. Yang paling sering ditanyakan adalah kapan butuh ke dokter Sp.KJ atau psikolog dan bagaimana mengatasi depresinya? Aku berusaha menuliskan jawabannya di post ini.
Depresi dan kematian adalah dua kata yang lagi eksis di media sosial belakangan ini. Yang satu di ranah nasional dan yang satu internasional. Yang satu sudah pasti bunuh diri dan yang satunya karena sakit (aku berharapnya beneran karena sakit).
Aku ini aslinya lagi males banget nulis, tapi topik ini rasanya butuh dituangkan. Oooh, seandainya blog itu bisa ditulis hanya mengandalkan pikiran, gak usah pakai senam mata dan jari. Kenapa butuh dituliskan? Karena aku sempat alami masa-masa depresi, sempet juga bosen hidup, dan akhirnya bisa keluar dari situasi itu (setelah bertahun-tahun).
Aku memvisualisasikan waktu dengan timeline sejak tahun 2010. Kenapa 2010? Karena di tahun tersebut aku mengalami perubahan hidup yang besar-besaran. Bukan perubahan yang menyenangkan pastinya.
Dari tahun ini 2010 hingga sekarang aku merasa berada di sebuah labirin. Berkali-kali berusaha keluar tapi masih saja terjebak di dalamnya. Hal ini banyak mempengaruhi kepribadian dan gaya hidup. Nita berubah dari yang excited akan banyak hal (hingga akhirnya pas kuliah aku ikut beberapa organisasi sekaligus), suka olahraga (selain untuk beli buku, uang beasiswa-ku habisnya untuk beli perlengkapan gym di rumah), suka jalan-jalan, jadi Nita yang mager untuk ngapa-ngapain.
Semua orang di dunia ini punya satu tujuan yaitu BAHAGIA namun cara mendapatkan kebahagiaan bisa berbagai macam. Ada yang dengan mengoleksi barang, jalan-jalan, baca buku, olah raga, mencuri, membunuh, dan sebagainya. Tujuannya satu: terhindar dari ketidakbahagiaan dan mendapat kebahagiaan.
Weekend lalu aku beres-beres blog ini, post-post yang sifatnya filler aku pindah ke blog satunya. Hasil flashback ke post-post yang lampau merekam prosesku untuk mencapai kebahagiaan. Mulai dari baca web-web motivasi, melakukan hobi-hobi, sampai ke psikiater. Hhhm, proses yang panjang dan insya Allah sekarang aku sudah tau kuncinya.