LIFE: Kunci Kebahagiaan

Semua orang di dunia ini punya satu tujuan yaitu BAHAGIA namun cara mendapatkan kebahagiaan bisa berbagai macam. Ada yang dengan mengoleksi barang, jalan-jalan, baca buku, olah raga, mencuri, membunuh, dan sebagainya. Tujuannya satu: terhindar dari ketidakbahagiaan dan mendapat kebahagiaan.

Weekend lalu aku beres-beres blog ini, post-post yang sifatnya filler aku pindah ke blog satunya. Hasil flashback ke post-post yang lampau merekam prosesku untuk mencapai kebahagiaan. Mulai dari baca web-web motivasi, melakukan hobi-hobi, sampai ke psikiater. Hhhm, proses yang panjang dan insya Allah sekarang aku sudah tau kuncinya.

Dulu kupikir untuk dapat bahagia, hidup kita harus seimbang. Kerja atau belajar diimbangi dengan senang-senang. Work hard play hard. Makanya kupikir setiap orang harus punya hobi untuk menyeimbangkan hidupnya.

Kerja/belajar ⏩ stress
Hobi ⏩ release

Aku coba berbagai hobi. Aku cari hobi yang bisa menimbulkan kesenangan tapi gak perlu usaha berat mencapainya dan gak boleh banyak buang waktu. Kebayang lah hobi yg akhirnya kupilih. Saat aku ilang minat sama hobi ini = hal yang menyeramkan untukku.

Sebelumnya kebahagiaanku tergantung faktor eksternal. Jika menyenangkan aku bahagia, menyebalkan ya aku gak bahagia.

Sekarang caraku memandang kebahagiaan berubah.

Seseorang bisa dalam keadaan bahagia dan tidak bahagia (resah, gundah, marah, iri, sedih, dll) tapi penyebabnya bukan karena butuh keseimbangan seperti yang kusebutkan di atas.

“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati-hati mereka menjadi tenteram dengan berdzikir (mengingat) kepada Allah. Ingatlah, hanya dengan berdzikir (mengingat) kepada Allah-lah, hati akan menjadi tenteram”. [ar Ra’d / 13 : 28].

Hanya dengan berdzikir (mengingat) kepada Allah-lah, hati akan menjadi tenteram.

Allah bilang HANYA. Berarti satu-satunya hal yang membuat kita tidak bahagia adl TIDAK MENGINGAT ALLAH.

Ketidakbahagiaan itu bukan karena kerja berat, bukan karena banyak belajar, bukan karena musibah, dll. Tapi karena kita yang lalai mengingat Allah.

Ketidakbahagiaan ini ada solusinya. Yang menyembuhkan gejalanya (bosan, resah, gelisah, dll) ada juga yang menyembuhkan penyebabnya.

Hobi menyembuhkan gejala. Sama seperti makan paracetamol untuk mengobati sakit saat ada abses, penyebabnya (bakteri) tidak diobati. Efek obat hilang, sakitnya muncul lagi. Oleh karena itu manusia gak pernah puas. Efek kebahagiaan: semu atau sementara.

Yang menyembuhkan penyebabnya tentunya adalah mengingat Allah dan melakukan hal-hal yang disukai oleh Allah. Shalat, berdoa, baca Al-Quran, dzikir, amal shaleh, taubat, dll. Yang seharusnya menjadi makanan sehari-hari bagi bagi hati kita. Efek kebahagiaan: hakiki.

Dapat kesimpulan di atas bikin aku merasa dapat KUNCI KEBAHAGIAAN yang ternyata bener-bener sederhana dan udah gak asing di telinga. Sayangnya untuk bisa sampai ke pemahaman memang butuh jalan dari Allah.

Untuk bisa nulis ini butuh hampir sebulan.. Mungkin karena kebahagiaan itu hal yang abstrak, gak bisa dilihat, disentuh, cuma bisa dirasakan di hati..

Sebelumnya aku suka marah kenapa aku harus mengalami hal yang gak enak.. Sekarang hal itu malah jadi hal yang kusyukuri, tanpa mengalaminya aku gak akan sampai ke titik ini, tau sesuatu yang kuanggap sebagai kunci kebahagiaan ini priceless.. Mahal harganya.. Padahal merupakan hal yang sederhana..

Bahagia = tetap tenang dalam semua keadaan.
Jika mendapat nikmat bersyukur, jika mendapat ujian bersabar (tidak marah, tidak keluh kesah, tidak mengadukannya pada manusia, dsb). Untuk bisa syukur dan sabar, hati harus senantiasa bersih dan cara membersihkannya adalah dengan selalu muhasabah, taubat, dan melakukan amal shaleh.

Semoga kita selalu bahagia. 🙂

23 thoughts on “LIFE: Kunci Kebahagiaan

  1. alhamdulillah…
    maka siapa lagi yang patut dipuji.. selain Dia pemilik kehidupan..
    alhamdulillah…
    ah..sekali lagi
    alhamdulillah… 😀

  2. Makasih sudah berbagi. Sy suka dengan tulisan Mbak Nita yang seperti ini.

  3. Setuju banget, Mbak Nita. Kadang semacam nyari sweet escape dgn blanja yg gak penting ato melakukan hal2 nonproduktif lainnya. Padahal kuncinya cuma 1, yaitu lebih dekat denganNya. Melalui bersyukur sehingga kita bisa lebih mindful dalam bertindak.

Comments are closed.