LIFE: Someone To Talk To…

image

Akhir-akhir ini aku lagi kangen Mbah Kung. Mbah Kung ini kakek dari keluarga Papa. Aku tinggal dengan Mbah Kung dari usia 17 bulan hingga Mbah Kung meninggal di bulan April 2006. Sedihnya pas Mbah Kung meninggal aku gak di Jakarta, malah lagi di Jogja.

Mbah Kung bisa dibilang orang yang banyak ngasih pengaruh untuk aku. Kami bisa saja berkutat seharian baca buku dan merangkumnya, catatan kami sama-sama banyak. Bedanya catetanku penuh warna dan catatan Mbah Kung mayoritas pakai tinta hitam dengan tulisan sambung.

Yang menarik adalah obrolan kami. Mbah Kung bisa ngobrol tentang apa pun. Pas kelas 3 SD aku sempet roaming pas ngobrol sama Mbah Kung karena ujug-ujug beliau ngobrolin tentang bagaimana terbentuknya cahaya di mata (bagaimana suatu benda akhirnya bisa kita lihat), aku baru kebayang tentang hal ini pas SMA.

Koleksi buku? Tentunya sangat banyak. Di lantai atas ruang tengahnya berisi 3 lemari tinggi-tinggi yang isinya buku-buku Mbah Kung. Mbah Kung paling gak tega kalau ada yang nawarin buku ke beliau, pasti dibeli. Dulu belum ada Google sehingga ensiklopedia lah tempat untuk cari tau sesuatu. Mbah Kung yang ngajarin aku untuk membaca indeks.

Pas kelas 6 SD belajar Sejarah jadi hal yang menyenangkan karena aku belajar langsung dari sumbernya, 30 Tahun Indonesia Merdeka. Makanya sempet patah hati saat denger kabar buku 30 Tahun Indonesia Merdeka berisi propaganda.

Buku anak-anak juga banyak, yang paling kusuka adalah buku tentang craft, aku praktekan banyak hal dari buku itu. Ada juga 1 set buku Snoopy, seri tentang tubuh, antariksa, hewan, Yunani, Romawi, pakaian adat, hari raya di tiap negara, dan banyak yang lainnya. Sebagian besar berbahasa Inggris, hehe, saat itu aku kurang ngerti tapi selalu senang lihat gambar-gambarnya.

Ada juga buku tentang berbagai agama dan aku sempet ketauan kepoin buku-buku itu. Mbah Kung panggil aku dan bilang aku boleh belajar dan baca apa aja asal dasarnya dikuatkan. Oleh karena itu aku ada ketertarikan belajar Islam.

Aku dan Mbah Kung gak jarang berbeda pendapat. Tapi itulah seninya kan? Itulah fungsinya berdiskusi untuk mendapatkan pandangan yang berbeda.

Akhir-akhir ini aku merasa kesepian. Banyak hal yang ingin kubicarakan tapi rasanya gak ada orang yang tepat untuk jadi partner bicara. Saat seperti ini aku jadi kangen Mbah Kung.

14 thoughts on “LIFE: Someone To Talk To…

  1. Wah, Mbah Kungnya Mbak Nita adalah orang yang sangat pintar. Cerdas juga istilah yang tepat :)). Pastinya sangat kehilangan orang hebat seperti beliau. Dan saran saya sama seperti Mas Alris di atas! :haha. Pasti akan menemukan sosok yang tepat :)).

Comments are closed.