LIFE: Memutar Sekrup

Salah satu hal yang berkesan dari Norwegian Wood adalah istilah memutar sekrup. Di novel tersebut tidak dijelaskan secara gamblang apa yang dimaksud dengan memutar sekrup. Jadi pembaca pasti punya interpretasinya sendiri-sendiri. Dan beginilah interpretasi saya…

Saya bayangkan hidup seperti sebuah rangkaian yang bagian-bagiannya disatukan dan dikencangkan dengan sekrup. Seiring berjalannya waktu, sekrup-sekrup itu akan longgar, sehingga rangkaian kehidupan tidak berjalan dengan efektif. Seperti jam dinding tanpa batre yang ada di rumah Mbah Kung saya, supaya jam bisa berdetak dengan ritme yang sesuai dan selalu menunjukkan waktu yang pas, Mbah Kung harus rutin memutar kunci-kunci di jam tersebut terkadang meminyakinya. Suka atau tidak suka, untuk dapat penunjuk waktu yang mumpuni, Mbah Kung harus melakukan rutinitas itu.

Memutar sekrup itu seperti melakukan aktivitas supaya hidup tetap berjalan lancar. Memutar sekrup berisi pekerjaan-pekerjaan yang sepele, yang suka ditunda-tunda, namun akan merepotkan jika selalu ditunda-tunda. Seperti mencuci baju, rasanya malas benar melakukannya, tapi kalau ditunda terus ya bakal repot saat keabisan baju. Suka atau tidak suka hal tersebut harus dilakukan. Biasanya melakukan ini diiringi dengan keluhan dan keterpaksaan, tapi entah kenapa jika menggunakan istilah ‘memutar sekrup’ kok jadi enak aja ya??

Jika dilakukan secara rutin memutar sekrup akan menjadi kebiasaan. Ya tentu saja kebiasaan yang baik. Kalau sudah terbiasa, hal yang tadinya dilakukan dengan terpaksa akan jadi kebutuhan. Rasanya ada yang hilang jika tidak melakukannya, tsaaah. Hhhm, selain istilah memutar sekrup si Watanabe juga punya mindset kalau melakukan hal yang tidak disukai tapi harus dilakukan adalah sebuah latihan untuk menghadapi kebosanan.

Mungkin kehidupan Watanabe terlihat membosankan, itu-itu aja, tapi kok saya tertarik untuk bisa menjalani kehidupan seperti itu. Rapi. Walau begitu bukan berarti Watanabe tidak pernah bersenang-senang. Asal sekrup sudah diputar, jadwal dia bebas, mau ngapain aja bisa.

Sosok di dunia nyata yang rutin memutar sekrup yang saya kenal adalah Mbah Uti. Hidupnya rapi dan teratur sekali. Saya bisa menerka apa saja yang dilakukan setiap jamnya, tiap hari tidak berubah, kecuali jika ada acara lainnya. Apakah itu membosankan? Sepertinya tidak, Mbah Uti menikmatinya. Justru saat berada di Rumah Sakit dan tidak bisa menjalani rutinitasnya, Mbah Uti merasa bosan.

Advertisement

26 thoughts on “LIFE: Memutar Sekrup

  1. sekrup ………….
    sekrup ini ………. sekrup itu ……… sekrup ……… sekrup ……….
    yang mana harus dikencangkan ? ………….
    sekrup sana … sekrup sini ……… cape dech.
    tapi semakin cape ………. semakin tenang perasaan
    semakin bisa cepat bermimpi………sekrup………. sekrup………
    sekrup kehidupan …………….

  2. “Untuk daily pix weekly recap #3, hari ini saya tidak memutar sekrupnya. Eh, sekrupnya keburu lepas dan entah keselip dimana. 😛 ”

    hihihi…sini tak bantuin cari sekrupnya…

  3. Wah… nice article.
    paling suka ini: Memutar sekrup itu seperti melakukan aktivitas supaya hidup tetap berjalan lancar. Memutar sekrup berisi pekerjaan-pekerjaan yang sepele, yang suka ditunda-tunda, namun akan merepotkan jika selalu ditunda-tunda.

    Setuju nih… suka banget nunda2 saya juga. sampai kadang suka lupa sendiri apa lagi yang kemarin ditunda. hehehe

  4. seperti shalat juga termasuk kali ya.. *eciee 😛
    pkoknya menyelesaikan kewajiban2 sederhana dulu. hmm jadi inget tadi mau ganti seprei. …bentar lagi ah. 😕

  5. memutar skrup jangan lupa melumasinya biar mudah… dengan oli bukan air….. hehehe
    begitu juga ya kehidupan, melumasinya juga dengan “sesuatu” yang sesuai kebutuhan…

    #belajarkehidupan

Comments are closed.