Kunci Kebahagiaan = Al-Qur’an

Apa yang kamu lakukan kalau sedang bersedih?

Yang pertama kali aku lakukan adalah instrospeksi diri, karena seorang Mukmin itu dijamin oleh Allah agar tidak merasa takut dan bersedih hati. Jadi jika sedih, berarti iman sedang turun dan butuh dikuatkan. Iman yang naik dan turun adalah hal yang wajar, jadi wajar juga kalau sesekali merasakan rasa sedih dan khawatir (apalagi sedih dan takut yang fitrah).

Langkah kedua, baca doa. Ada doa yang aku catat di notesku sebagai “Doa Pelipur Lara”. Isinya seperti ini:

Sudah baca itu, lalu aku terfokus pada kalimat yang paling akhir: Agar Engkau menjadikan Al-Qur’an sebagai penyejuk hatiku, cahaya dadaku, penghilang kesedihanku, dan pelenyap keresahanku.

Allah pasti akan mengabulkan doa, dan doa yang kusebut di atas ada unsur Al-Qur’an untuk bisa menghilangkan kesedihan. Logikanya: sedihku akan hilang jika aku berinteraksi dengan Al-Quran, kalau tidak gimana doanya akan terkabul?

Dari poin itu aku termotivasi untuk belajar Al-Qur’an. Belajar cara membacanya (di Rumah Qur’an Bunda Aisyah) dan membaca terjemahan dari Al-Quran supaya paham maknanya. Namun aku merasa tidak cukup, aku harus belajar tafsirnya juga!

Di tahun 2017 tiba-tiba ada paket besar dan berat sampai di Klinik tempatku praktek, kamu tau itu apa? Yup, satu set tafsir Ibnu Katsir dihadiahkan oleh temanku!! Seneng banget, padahal aku cuma bilang mau punya Tafsir Ibnu Katsir.

Sebelum baca Tafsir Ibnu Katsir, harus belajar dasarnya dulu, aku cari kajian tentang kaidah tafsir. Yang menurutku paling jelas adalah yang ustadz-nya Ust. Abdullah Zaen. Perlengkapan perang siap, aku lalu mulai baca buku tafsirnya dimulai dari jilid pertama.

Di tahun 2017 aku sukses baca sekitar 2 jilid. Abis itu rasanya burn-out. Mungkin karena di awal-awal adalah surat Madaniyyah jadi memang lebih njelimet. Di tahun 2018 aku tidak melanjutkan baca buku tafsirnya lagi. 😦

Di tahun 2019 aku terserang kesedihan yang sangat amat, akhirnya ingat tentang doa pelipur lara dan niat untuk mempelajari tafsir. Akhirnya aku mulai lagi tapi dari jilid terakhir alias jus 30. Alhamdulillah, jauh lebih ringan..

Terasa lebih ringan bisa juga karena aku sudah belajar tafsir Al-Baqarah sebelumnya, karena Al-Baqarah kan semacam rangkuman dari keseluruhan Al-Qur’an. Dengan strategi lewat jilid terakhir, Alhamdulillah aku bisa membaca sekitar 50% dari keseluruhan (dengan dirangkum lewat tulisan).

Belajar tafsir Al-Quran adalah belajar yang paling susah!!

Ilmu tidak akan didapat dengan bermalas-malasan, itu betul! Terlebih dalam belajar Tafsir Al-Quran. Di awal-awal, semuanya terasa menyakitkan. Hatiku terasa sakit (saat di ayat-ayat yang menyayat hati), tanganku sakit (karena kebanyakan menulis, sehingga sampai butuh plester), badan juga remuk rasanya (karena di waktu yang biasanya untuk istirahat aku pakai untuk belajar).

Ada satu titik dimana aku ingin menyerah, tapi selalu ingat surat Al-Ankabut ayat 69: “Dan orang-orang yang berjihad* untuk (mencari keridhaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik.”

Berjihad ini maknanya bersungguh-sungguh. Saat ada rintangan, jangan putar balik, tapi tetap bersungguh-sungguh untuk menghadapinya setelah itu Allah pasti akan tunjukkan jalan. Jalan kebaikan.

Setelah lewati titik terberat itu dan tidak menyerah. Tiba-tiba semuanya terasa ringan, hatiku terasa ringan, tanganku tidak sakit lagi, badanku juga gak terasa pegel-pegel lagi.

Walaupun belum tuntas 100%, dengan mempelajari tafsir al-Quran itu life changer banget untuk aku. Pas banget jika Al-Quran dibilang sebagai sumber kebahagiaan dan sebagai petunjuk dari yang Maha Kuasa untuk memecahkan segala permasalahan.

Karena begitu life changing, inginku semua orang itu meluangkan waktu untuk mempelajari Al-Quran. Bukan hanya cara bacanya saja, tapi juga maknanya, sehingga bisa kita aplikasikan dalam sehari-hari. Menurutku yang paling signifikan adalah Al-Quran itu membentuk konsep berpikir kita, bikin gak gampang galauan, gak overthinking, jauh lebih tenang.

Foto ini aku jadikan DP Whatsapp setelah merasakan asiknya belajar tafsir Al-Quran. Inginnya semua orang belajar juga dan merasakan manfaatnya juga, bahagia pasti akan lebih mudah.

Bingung mau menjabarkan dengan kata-kata apalagi, Al-Quran beneran mukjizat lah!!

One thought on “Kunci Kebahagiaan = Al-Qur’an

  1. Terimakasih sudah berbagi >< Aku senang sekali diingatkan bahwa AL quran adalah satu2nya kunci kebahagiaan dunia akhirat. Kalau boleh tau, gimana cara belajar kitab tafsirnya? Apa ada cara khusus ya?

Comments are closed.