Untuk hal percintaan, banyak yang bilang saya itu rempong dan terlalu cemas?
Iya kah?
Hmmm… Bagi saya malah biasa, ya memang harus begitu bukannya?
Pernikahan itu antara surga dan neraka bagi perempuan. Di mana perempuan harus nurut super sama suaminya. Jadi yang harus lolos fit & proper test ya suaminya bukannya? Hehehe…
Saya punya list apa saja yang harus dicek sebelum memutuskan, kalau banyak yang sreg dan yang kurang sreg masih bisa dikompromikan, I will say YES!
Salah satu yang harus saya tahu adalah tipikal marahnya. Hmmm, gak akan ada hubungan yang sempurna, pasti bakal ada sesuatu yang membuat marah. Marah itu hal yang wajar, namun marah yang seperti apa? Ada dua tipikal marah yang saya hindari yaitu marah dengan kekerasan fisik dan kata-kata. Dua-duanya sama-sama gak enak, bisa bikin hubungan seperti neraka. Ya nggak sih?
Balik lagi ke topik post-nya, banyak yang bilang ke saya untuk ikuti perasaan dalam memutuskan. Tapi memangnya perasaan (hati) bisa dipegang? Hati adalah suatu organ yang gampang berubah-ubah. Jadi saya milih untuk berpegang pada logika. Saat ada masalah, kita bisa ingat alasan logis saat memutuskan.
p.s. Kamu suka aku karena apa?
Dan harus ingat, passionate love just temporary, when it’s gone, it’s gone…
otakku banyak kacaunya sih kjadi mending follow hati aja deh 🙂
Ciyeee… ♥♥♥
logika harus diimbangi cinta yng cukup kali ya mbak
Aseeeek… (=^.^=)
Kalau cowok marahnya sampai main fisik ke kita jelas ga bisa diharapkan. Kalau ngomongnya pedas juga nyeremin. Tapi kalau yg marahnya diam juga nakutin sih menurutku
Yang bagus itu yang marahnya diem…. asaaaal tetep objektif, saat dibutuhkan ya aksi diemnya berhenti & jangan lama-lama diemnya.. 🙂
Kalau misalnya ceweknya marahnya ngomel2 emang kayaknya bagus kalau dapat pasangan yang lebih bisa diam. Kekeke. Tapi kyknya aku lbh senang sama kalau yang marahnya ngomong 🙂
Ngomong tp gak pake emosi?
Gak pake emosi = gak marah…
Hehehe, jd maunya sm cowok yang gak pernah marah? :p
Kalau nggak pernah marah kayaknya nggak ada deh ya. Maunya dapat yang bisa sabar dengar omelan saya tapi juga bisa ngasih tau kalau ternyata ngomelnya salah 😀
Hehehe… yang penting gak clash ya, bs saling melengkapi.. 🙂
yup 🙂
pakai hati juga logika kali ya 🙂 Lagi jatuh cointa nit?
Hahaha… post di atas post kombinasi Mbak…
Paragraf awal & akhir emang ttg aku yang lagi menilai seseorang..
Yang tipikal marah itu ttg temenku, pacarnya udah nyakitin dy berkali-kali tapi tetep aja gak mau mutusin… ~(*+﹏+*)~
logika kadang luruh ketika hati sudah mendominasi…. ah bisa ditoleransi asal ga terlalu bertentangan dengan suara hati… (apaan sih sayah
Hehehe… gak konsisten yak?
Untuk mencintainya pakailah hatimu, tapi untuk menikahinya pakai logikamu.
Betul, aku setuju untuk melihat karakter seseorang, lihat saatdia tertekan atau marah.
Wuah… cakep quote-nya.. (=^.^=)