Kembali Bertransisi – Mulai Sekolah Luring!

Sadar akan mengalami perubahan hidup yang sangat drastis, aku memberikan waktu untuk diriku sendiri untuk beradaptasi yaitu selama 3 bulan. Pas menyelesaikan bulan ke-3, aku sempat merasa lega karena akhirnya bisa dapat ritme yang nyaman. Well, ternyata masih harus penyesuaian lagi karena ada transisi baru:

Awal September ini anak-anak mulai sekolah luring!

Dalam ngurusin anak, aku ngerasanya kayak ikut kelas akselerasi. Awal ketemu sama si anak kayak masih bocah banget, yang perlu dipikirin cuma makan, minum, mandi, sholat, dan main-main. Beberapa hari kemudian tau-tau ada ujian kelulusan TK (harus setor hafalan surat Al-Qur’an, doa-doa, dan hadits) yang diiringi dengan Wisuda dan pembagian Rapot. Bulan berikutnya sudah orientasi masuk SD, bulan berikutnya mulai belajar di SD secara daring.

Aku lumayan syok pas awal-awal masuk SD, kenapa SD jaman sekarang sekompleks ini?

Bayanganku di awal-awal sekolah akan ada semacam transisi dari kehidupan TK yang penuh main-main menjadi selumrahnya anak SD yang seingatku pas kelas I dulu isinya juga banyakan main-main.

Entah di semua Sekolah atau Sekolah anakku aja yang langsung kompleks. Pelajarannya langsung banyak soal cerita, tugasnya harus nulis banyak atau menjelaskan. Anakku yang sudah bisa baca (tapi sayangnya masih belum paham apa yang dibaca) aja keteteran, apalagi yang masih belum lancar membacanya?

Di awal Sekolah, aku masih dikte dan terangkan pelajaran dan tugas-tugasnya, namun makin lama seperti ketergantungan, akhirnya aku putuskan untuk pantau dari jauh. Si anak juga kalau belum mengerti kuminta tanya ke gurunya saja. Urusan nilai atau benar dan salah dicuekkin dulu, yang penting si anak mandiri dan nilainya murni hasil kerja sendiri (menanamkan ke si anak supaya gak takut salah juga).

Rasanya kalau sekolahnya daring emak-emaknya juga ikut sekolah, aku jadi berharap segera sekolah luring.

Dan keinginanku terwujud.

Dan ternyata sekolah luring juga remfong. Hahahahahahahaha…

Bangun harus lebih pagi, barang yang dibawa banyak, harus bawa bekal, butuh antar dan jemput ke Sekolah yang agak jauh dan sedikit macet (walau sama Pak Suami antar dan jemputnya), sampai ke rumah tugasnya masih ada yang perlu di-upload juga.

Setelah mengantar, aku bisa pulang ke rumah dulu dan menikmati rumah sepi, hening, tidak ada distraksi selama 3 jam. 3 jam yang tau-tau abis aja dan harus siap-siap jemput ke Sekolah. Kerjaan rumah yang tadinya bisa dikerjain santai, jadi harus buru-buru ngerjainnya, yang tadinya bisa dandan seadanya di rumah jadi harus beribet-ribet pakai hijab. Hari pertama sekolah luring sorenya aku langsung tepar, anaknya juga tepar, hahahaha.

Kalau disuruh milih enakan daring atau luring, hahaha, dua-duanya sama-sama punya konsekuensi. Tapi yang penting kan pendidikan si anak, belajar langsung di Sekolah dengan guru pasti lebih baik.

Dengan ini aku harus mengikhlaskan kalau proses adaptasiku butuh waktu lebih lama daripad 3 bulan dan the strugle is real. Salut deh sama Mama-mama yang sudah lebih dulu berkecimpung di dunia perbocahan ini.

Kayaknya oke nih besok pantengin ini….

Mama-mama di sini lebih suka anaknya sekolah daring atau luring?

Advertisement

4 thoughts on “Kembali Bertransisi – Mulai Sekolah Luring!

Comments are closed.