Mission (Im)Possible?

How do you balance work and home life?

Untuk pertanyaan ini masih aku cari tau jawabannya, bagaimana menyeimbangkan kehidupan kerja dan di rumah.

Sebenarnya bisa sih menyeimbangkan kerja dan rumah, namun diri sendiri dikorbankan. Tidur kurang, makan terbengkalai, kebutuhan haha-hihi, curcol, scrolling-scrolling dihilangkan.

Jadi seharusnya yang harus diseimbangkan ada tiga: work life, home life, dan self care.

Post ini agak mirip dengan: Career or Family?

An Early Bird or a Night Owl?

Daily writing prompt
Are you more of a night or morning person?

Jawabannya simple…

Sebelum menikah: Aku night owl buaanget. Milih kerja praktek juga yang sore hingga malam, jam 2 pagi bisa masih bangun dan chatting sama teman. Kalau harus berangkat pagi, syulitnyaaa, Astaghfirullah… Bangunnya tetep minimal Shubuh, tapi lelet siap-siapnya.

Setelah menikah: Aku berubah menjadi early bird karena mau gak mau harus menyiapkan kebutuhan kerja dan sekolah Suami dan Anak, aku pun kerja di Instansi yang harus masuk pagi. Aku bisa memulai tidur sehabis shalat Isya bareng suami dan anak, tapi juga bisa baru tidur tengah malam kalau masih ada yang harus dikerjakan (cuci-cuci atau lembur kerjaan).

Mana yang lebih nyaman?

Setelah menjalaninya sekitar 3 tahun, sekarang aku lebih nyaman menjadi morning person. Badan lebih enak karena gak ngerasain pagi-pagi keliyengan dan ngantuk, mood juga lebih enak. Kalau dulu sukanya menunda-nunda kalau harus berangkat pagi, sekarang malah inginnya berangkat pagi supaya jalanan masih segar, tidak ramai, dan urusan bisa cepat kelar.

Kalau kamu morning person atau night person?

Blog as My Social Media and My Legacy??

What is the legacy you want to leave behind?

Suatu hari muncul prompt WordPress di atas? Aku masukkan ke draft dan baru hari ini aku buka…

Blog sudah semakin ditinggalkan, teman-temanku yang dulunya aktif dan bahkan beli domain pun banyak yang akhirnya merelakan blognya. Mayoritas temanku lebih suka menggunakan media sosial sebagai tempat katarsis mereka, sedangkan aku punya love and hate relationship dengan media sosial. Misalnya aku rajin update di Instagram, nantinya data-data yang aku punya di sana akan menjadi milik siapa? Bisakah aku menjadikannya arsip yang nantinya bisa dijadikan harta karun dan peninggalanku? Apalagi sekarang Instagram rajin menghapuskan file-file yang diarsipkan. Oleh karena itu feed Instagram dan Instagram Story sangat jarang aku perbarui.

Aku masih tetap setia memperpanjang langganan domain blog ini karena sayang banget dan WordPress masih punya utang sama aku beberapa dolar karena majang iklan di sini, hehehe. Walau begitu, sering sekali aku berpikir apakah worth it untuk memelihara blog yang semakin jarang aku sentuh ini?

Continue reading Blog as My Social Media and My Legacy??

Dijajah Cina

Punya bayi baru sama dengan kebutuhan tissue basah meningkat drastis! Untuk menekan pengeluaran tentu saja aku mencoba membeli lewat E-commerce dan cari yang paling murah. Harga terendah yang berhasil kudapatkan adalah 17 ribu dapat 5 bungkus berisi 80 lembar (dan per-hari ini menembus harga 15 ribuan!).

Continue reading Dijajah Cina

Kerja Lagi….

Tak terasa cuti 3 bulan berakhir. Memang sih katanya bisa cuti sampai 6 bulan, namun untuk bulan ke-empat hingga ke-enam harus dalam kondisi khusus. Obsgyn-ku waktu itu bilangnya mau bantuin buat surat keterangannya, namun aku maunya 100% sehat supaya gak ada alasan untuk buat surat sakit, ya jadinya tidak ada alasan untuk memperpanjang cuti.

Continue reading Kerja Lagi….

Cerita Meng-ASI-hi pt. 2

Dasar eike malas untuk membuat judul, huahahaha…

Pengalaman menyusuiku yang pertama entah bisa dianggap berhasil atau gagal. Untuk menyusui secara langsung, aku menyusui sampai si anak berusia 23 bulan, dengan sangat terpaksa aku sapih karena mulai memicu kontraksi kalau menyusui. Untuk menyusui secara tak langsung (pumping) sudah berhenti saat si anak 20 bulan.

Continue reading Cerita Meng-ASI-hi pt. 2