#YONO: Fountain Pen dan Ink

Dari kecil aku suka banget menulis yang akhirnya membuat aku juga suka alat tulis (stationery). Saat sudah kerja, kesukaan ini bukannya menghilang tapi justru makin heboh karena emang jadi makin gemes-gemes dan udah leluasa beli karena belanjanya pakai uang sendiri.

Koleksi stationery (ini baru sebagian)..

Setelah lulus aku tetep banyak menulis. Yang paling banyak ditulis adalah rangkuman kajian atau buku yang sudah dibaca, status pasien, planner, dan sesekali menulis jurnal harian. Saking banyaknya menulis, pernah dalam satu bulan aku menghabiskan uang 150 ribu hanya untuk beli refil pulpen Zebra Sarasa!

Wuih berasa banget borosnya kan, tapi tetep butuh menulis dan pengennya pakai pulpen yang bagus. Akhirnya untuk penghematan aku beralih pakai fountain pen, supaya gak perlu beli refill mahal-mahal, cukup isi tinta saja.

Langsung jadi hemat?

Oh tentu tidaaaaaak….

Aku jadi keranjingan beli fountain pen! Dimulai dengan Pilot Kakuno (yang nib-nya fine dan extrafine), Pilot Metropolitan, dan Faber-Castle (ini yang paling mahal, sekitar 400 ribuan dan aku punya dua). Tintanya juga beli yang cakepan juga, Pilot Irishizuku.

Urusan stationery jadi lebih hemat setelah punya Ipad dan Apple Pencil. Tulis menulis hampir semuanya pindah secara digital, praktis dan hasilnya cakep. Aku juga pakai Galaxy Note, makin gampang nulis-nulis secara digital.

Sampai di Malang aku butuh nulis secara konvensional untuk nulis contekan resep (sayang kalau hp-nya jadi kotor kalau jadi contekan pas masak), supaya anak punya role-model orang dewasa yang menulis, dan sekarang Ipadnya sering dipakai Pak Suami untuk Netflix-an kalau malam jadi gak selalu bisa siap dipakai kalau mau nulis-nulis.

Alhamdulillah ada satu pulpen yang kebawa di tool-box make-up, yaitu si Pilot Kakuno warna pink. Setelah terbiasa pakai fountain pen, aku jadi gak ngerasa pewe kalau nulis pakai pulpen biasa. Padahal nulis pakai fountain pen itu bikin tulisanku jadi lebih jelek (yang terbagus pakai Zebra Sarasa).

Sayangnya aku gak bawa tinta pulpennya. Mau beli yang mahal, sayang uang, hehehe. Akhirnya aku beli yang merek Hero. Harganya hanya 12.500 saja! Ditambah ongkir 6 ribu, hahaha. Hemat ditambah sekalian nyoba pakai tinta murah dan ternyata bagus-bagus aja tuh. 😀

Untuk buku atau kertasnya aku juga downgrade. Yang tadinya gak bisa lepas dari buku Maruman, sekarang cukup malak buku kotak-kotaknya si anak aja. Haha. Alhamdulillah kualitas kertasnya bagus sehingga gak nyeplak tintanya.

Pindah domisili itu memang jadi sekalian decluttering (eliminasi hal yang gak penting). Aku yang awalnya kelebihan pulpen jadi bisa bertahan pakai satu pulpen dan satu tinta. Ya ternyata memang butuhnya satu saja (tapi pas keselip bikin kepala pening).

Pulpen dan tintanya jadi masuk kategori #YONO (you only need one). Kira-kira benda apa lagi ya yang cukup punya satu aja?

Advertisement

2 thoughts on “#YONO: Fountain Pen dan Ink

    1. Haiyaaa.. aku pertama kali pakai belepotan, temen dan keluarga yang iseng nyoba pasti belepotan juga. Klo udah biasa yaaa bakal aman. Nulisnya jg gak bisa ditekan, pas udah habituasi, jadi enak dan nulis pakai pulpen biasa jadi berasa cepet pegel.

Comments are closed.