Saat sekitar tahun 2000-an aku melihat senior di Kampus pakai PDA (personal digital assistant) itu keren banget. Bayangkan bisa punya laptop atau komputer dalam genggaman, sedangkan saat itu aku cuma pakai HP Sony Ericsson yang entry level.
Pertama kali melihat Blackberry di majalah, awalnya kupikir Blackberry semacam PDA juga karena punya full keyboard dan layar kotak landscape layaknya komputer, namun saat sudah bisa terjamah ternyata Blackberry tidak sepintar itu. Browsing tampilan web sih bisa, namun saat itu masih banyak keterbatasannya. Maklum sih waktu itu baru perpindahan antara jaringan 2G menjadi 3G.
Di sekitar tahun 2010 aku pikir ponsel dengan operating system Windows Mobile yang akan menjadi masa depan dunia per-gadget-an karena bener-bener bisa diutak-atik. Aku sempat punya Samsung Windows Phone dan beneran loh tampilannya bisa dibuat seperti layaknya komputer. Tapi pada kenyataannya Windows phone tidak sanggup tahan lama dan akhirnya kalah dengan Iphone dan Android.
Android dan Iphone masuk pada saat jaringan 3G sudah gampang diakses, buka internet, dan aplikasi macam-macam sudah gampang. Pada saat momen ujian, punya smartphone itu memudahkan banget untuk ‘mencontek’ jawaban-jawaban, hehehe.
Pada masa itu, 2011-2014, layar ponsel masih pada kecil dan sulit dipakai mengetik dan edit gambar. Tapi kok aku bisa ya produktif mengeluarkan berbagai blog post hanya mengandalkan ponsel saja? Moblogging istilahnya.
Ekspektasiku saat itu: dengan ponsel layar kecil dan berbagai keterbatasannya saja bisa jadi produktif, apalagi nanti di masa depan, pasti semakin banyak yang bisa dilakukan dengan ponsel.
Realitanya: Yup! Itu benar sekali!
Bahkan berbagai aplikasi yang awalnya hanya ada di Komputer, sudah bisa berjalan lancar di ponsel walau memang ada sedikit perubahan dalam tampilannya (untuk mengakomodir besarnya jari kita).
Tapi, kok gak membuat kita semakin produktif ya?
Ponsel itu alih-alih digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan yang produktif, malah hanya sebagai alat untuk bersenang-senang (nonton dan scrolling-scrolling media sosial). Saat mau mengerjakan hal yang produktif seperti edit dokumen dan menulis panjang, pasti punya alasan: Ah, enakan pakai layar yang lebih besar dan keyboard fisik aja.
Hehehe..
Excuse.. Excuse…
Bernostalgia dengan ekspektasi di masa lampau dan realita di masa sekarang, aku mencoba untuk produktif dengan ponsel.
Ide awalnya karena sebentar lagi aku akan menyambut baby baru (insyaa Allah), aku membayangkannya akan ribet dengan segala sesuatunya. Boro-boro buka laptop (sekarang saja syulit untuk kerja pakai laptop karena pasti direcokin si kecil), buka Ipad saja syulit. Soo, aku berlatih untuk mengandalkan smartphone dalam genggamanku ini.
Yaaa kita lihat saja apakah nanti berhasil atau gagal, hehehe.. Semangat. 🙂

One thought on “Smartphone, PDA Jaman Now”
Comments are closed.