
Punya bayi baru sama dengan kebutuhan tissue basah meningkat drastis! Untuk menekan pengeluaran tentu saja aku mencoba membeli lewat E-commerce dan cari yang paling murah. Harga terendah yang berhasil kudapatkan adalah 17 ribu dapat 5 bungkus berisi 80 lembar (dan per-hari ini menembus harga 15 ribuan!).
Saat barangnya tiba kesan yang kudapatkan adalah barangnya tidak dalam kualitas superior, jauh dibandingkan dengan tissue basah yang biasa kupakai. Secara value for money cukup pas apalagi jika dipakai untuk momen yang bisa menghabiskan berlembar-lembar tissue basah. Tapi di sisi lain merasa sedih karena kok rela pakai produk yang kualitasnya nampaknya tidak lolos quality control gini, buktinya kemasan ada typo aja masih mau dijual.
Rasanya hampir semua produk (selain makanan) mayoritas dari Cina deh. Mainan anak, barang elektronik yang murah-murah, segala produk-produk ‘inovasi’ yang memudahkan hidup, botol dot ASI, kantung ASI, baju, kain, jarang banget yang produksi Indonesia. Dari kacamata konsumen sih enak-enak aja, bisa dapat produk yang lebih murah, tapi yang jangka panjang, wah seram sekali!!
Yang bikin seram, jangan-jangan ini siasat dari Cina ya. Indonesia dibanjiri produk murah dari sana yang akhirnya akan mematikan kemampuan produksi Indonesia, setelah Indonesia ketergantungan produk Cina, si Cina pun memainkan harga. Modar deh kita-kita yang sudah ketergantungan produk Cina.
Dengan pemikiran ini, ada baiknya pelan-pelan selalu pilih merek dan produksi Indonesia, supaya Indonesia punya kemampuan untuk produksi, punya modal untuk penelitian supaya produk Indonesia lebih baik lagi dan bisa bersaing dengan produk luar negeri.
Semangat yess..
