
Seperti yang sedikit kuceritakan di post lalu, menikah dan akhirnya punya anak membuatku jadi super hectic, puncaknya adalah melahirkan dan punya newborn di saat yang sama dengan Latsar CPNS (pengen cerita tentang ini biar ada kenang-kenangannya, tapi kapan yah). Sekarang sudah agak mendingan, namun tetap saja keteteran.
Tadi pagi pas berangkat berpikiran seperti ini: Rasanya ingin banget bisa membeli sesuatu, tapi yang ingin kubeli itu gak bisa kubeli dengan uang, yaitu waktu untuk diriku sendiri. Beli waktu itu hal yang gak mungkin, jadi solusinya adalah manajemen pikiran untuk bisa mindfulness atau hidup berkesadaran.
Untuk bisa selalu mindful saat lagi sibuk-sibuknya itu syuliiiiit…. Tapi katanya berlatih untuk bisa selalu hidup berkesadaran itu seperti olahraga, awalnya sulit tapi kalau sudah terbiasa jadi easy peasy like a squishy.. Katanya…
Manfaat berlatih mindfulness…
Pas lagi sibuk itu seringnya kitanya lagi di mana, mengerjakan apa, tapi pikirannya mengawang-awang. Waktu terasa berjalan melayang dan hal ini bikin kita semakin lelah, tau-tau sudah ganti hari saja.
Berlatih mindfulness bikin kita jadi lebih ‘present‘ atau hadir dalam hidup kita sendiri. Dengan hadir atau sadar penuh, kita jadi lebih bisa menikmati waktu yang kita jalani sehingga waktu gak terasa melayang begitu saja. Lalu kita jadi lebih bisa mengapresiasi hidup sehingga apa aja yang terjadi dalam hidup lebih bisa kita ‘nikmati’.
Kenapa ‘nikmati’-nya pakai tanda petik? Karena gak semuanya itu nikmat. Kadang bikin frustasi, marah, jenuh, cemas, bingung, dan sebagainya. But it’s okay, itu hal yang lumrah, karena kita ini manusia.
Yup, hidup berkesadaran itu berarti sadar kalau kita adalah manusia yang punya emosi dan keterbatasan.
Cara berlatih mindfulness?
Subjudulnya pakai tanda tanya karena aku juga masih meraba-raba, hahaha.. Cara-cara yang aku sebutkan dibawah ini nyontek dari artikel lain, kayaknya dari Zen Habits, lalu diadaptasi. 🙂
- Set an intention a.k.a. luruskan niat.
- Pagi-pagi: check-in with this intention.
- Punya waktu check-in yang rutin.
- Review at the end of the day (2 menit).
Hhhhm, dipikir-pikir check-in check-in ini bisa dipaskan dengan waktu Sholat. Pas shalat kan kita mengingatkan diri kita untuk ingat Allah, ingat kalau kita adalah manusia a.k.a. hamba Allah, ingat kalau ada susah dan senang adalah dari Allah, jika sedang senang disyukuri dan susah disabari.
Berlatih mindfulness tetap suatu hal yang syuliiiit…
Walau sudah ‘dipaksa’ check-in minimal 5 kali dalam sehari tapi tetap saja sering lupa, tidak khusyuk, terlalu sibuk, lagi burn-out, dan sebagainya. Tapi jangan menyerah karena kalau sudah jago bakal bikin kita jauh lebih keren!
Saat berlatih mindfulness terasa lebih sulit…
Sadari dan identifikasi hal yang bikin terasa lebih sulit itu. Apa hal yang membuat tidak nyaman itu? Apa ekspektasi kita? Apa kondisi ideal yang kita bayangkan? Jika tidak bisa hindari ya terima saja perasaan itu. It’s okay not to be okay.
Semakin lama kita akan semakin jago mengatasi ketidaknyamanan entah itu marah, cemas, dan emosi lainnya. Lalu kita akan bisa relaks dan fokus walau hidup lagi seru-serunya!
Ps. Semoga Allah selalu memberikan hidup kita kelancaran dan dijauhkan dari cobaan yang berat. Aamiiiin..
Wah ternyata tulisan Anda muncul juga di email dan hatiku. Sebenarnya kesadaran berpikir itu tidak saja diniati, tapi tanpa diniati juga bisa, secara refleks spontanitas muncul pikiran yang menuntun kepada kebenaran menurut keadlian, sehingga kita tidak seperti katak dalam tempurung yang merasa nyaman dengan itu-itu saja dalam batasan tempurung tersebut.
“hidup berkesadaran itu berarti sadar kalau kita adalah manusia yang punya emosi dan keterbatasan.” Setuju aku mbak 🙂